Minggu, 06 November 2011

CYBERBULLY

CYBERBULLY

Arti umum dari "cyber bullying" adalah segala bentuk "kekerasan" yang dialami anak dan dilakukan oleh seusia mereka melalui media cyber/internet.

Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking 

Penyebab Cyberbully

Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya bullying.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain : 

Faktor Keluarga, Faktor Sekolah dan Faktor Kelompok Sebaya.

Situs http://www.stopcyberbullying.org mengatakan bahwa penyebab terjadinya cyber bullying ini bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang tidak punya kerjaan, sedangkan ‘mainan’ berbau teknologi banyak tersedia di sekeliling mereka, jadinya iseng dan ingin cari keributan. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyatanya termasuk golongan ‘tidak dianggap’ atau tidak punya kekuatan, dengan melakukan cyber-bullying mereka merasakan bagaimana rasanya jadi ‘orang yang berkuasa.

Pencegahan Cyberbully
  1. Jika anak Anda sudah mengenal aplikasi messenger untuk chat, katakan pada anak untuk membuat pengaturan yang hanya bisa diakses oleh teman-temannya saja. Hal ini akan mencegah pelaku pelecehan menyerang akun pribadi saat sedang online.
  2. Jangan sampai anak sembarangan untuk menambah dan mengonfirmasi permintaan pertemanan. Laporkan setiap pelecehan yang diterima pada operator situs atau jejaring sosial yang bersifat mengancam. Tidak hanya itu, postingan dengan melecehkan foto atau profil juga merupakan pelanggaran. Mintalah admin untuk menghapus halaman yang dibuat pelaku.
  3. Ubah password jika pelaku pelecehan telah menyusup ke salah satu akun pribadi anak. Jangan pernah memberitahukan password pada orang lain. Bisa saja tiba-tiba muncul ide untuk mengusili orang dan mengubah profil anak Anda. Cobalah ganti nama akun atau email agar tidak mudah dilacak kembali oleh pelaku.

 

 

Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia
A. Sebagai Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga memiliki kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimulai saat dicetuskanya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Dalam kaitanya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting yaitu :
1.    Lambang kebanggan kebangsaan
       Bahasa Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
2.    Lambang identitas nasional
       Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya/yang menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur – unsur bahasa lain.
3.    Alat penghubung antar warga, antar daerah, dan antar budaya
       Dengan Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah.
4.    Alat yang mempersatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
       Dengan bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya.


B. Sebagai Bahasa Negara
Selain sebagai bahasa Nasional, Bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan lain yaitu sebagai bahasa Negara seperti tercantum dalam UUD 1945.
dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut :
1.    Bahasa resmi kenegaraan
       Bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
2.    Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
       Bahasa Indonesia digunakan di lembaga – lembaga pendidikan diseluruh Indonesia.
3.    Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah
       Bahasa Indonesia digunakan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
4.    Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
       Bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri – ciri dan identitasnya sendiri ,yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

Bahasa Indonesia (Lisan) Ragam Pidato


A.    PENDAHULUAN
•   Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

•    Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1.    Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2.    Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3.    Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur.

•    Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1.    Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC.
2.    Pidato Pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3.    Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas.
4.    Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5.    Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6.    Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

•    Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1.    Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2.    Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3.    Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

•    Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1.    Wawasan pendengar pidato secara umum
2.    Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3.    Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4.    Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5.    Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

•    Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1.    Pembukaan dengan salam pembuka
2.    Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3.    Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4.    Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll).

B.     ISI
Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dalam 2 hal :
1.    Dalam penyajian lisan perlu deperhatikan garak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan pendengar, sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan.
2.    Dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapat diabaikan, ia harus mendengar seluruh uraian itu.

i.    Empat Metode Penyajian Oral :
a.    Metode Improptu (serta-merta) :  metode penyajian berdasarkan  kebutuhan sesaat. Kesanggupan penyajian lisan ini sangat berguna dalam keadaan darurat, tetapi kegunaannya terbatas pada kesematan yang tidak terduga itu saja.
b.    Metode Menghafal : Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetai ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
c.    Metode Naskah : Sifatnya masih agak kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar. Kekurangan metode ini dapat diperkecil dengan latihan yang intensif.
d.    Metode Ekstemporan ( tanpa persiapan naskah) : Metode ini merupakan jalan tengah, yakni uraian yang akan disajikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka pidato, kemudian kerangka itu dikembangkan / disajikan dalam pidato.

ii.    Persiapan Penyajian Lisan
Dalam garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lisan sama saja dengan menyiapkan komposisi tertulis. Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan dengan baik jauh sebelumnya.

Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
1.    Meneliti Masalah  :
a.    Menentukan maksud
b.    Menganalisa pendengar dengan situasi
c.    Memilih dan menyempitkan topic

2.    Menyusun Uraian :
a.    Mengumpulkan bahan
b.    membuat kerangka uraian
c.    Menguraikan secara mendetail

3.    Mengadakan Latihan:
a.    melatih dengan suara nyaring

iii.    Menentukan Maksud dan Topik
Setiap tulisan selalu menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi dari para pendengar atas topic dan tujuannya akan langsung dilihat dan dialami pada waktu itu juga.

Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan kedua topic dan tujuan berkaitan sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara memengaruhi pula pilihan atas suatu topic tertentu.

C.    PENUTUP
Pidato yang baik seharusnya disampaikan secara jelas dan tidak berbelit-belit, penggunaan bahasa yang sederhana akan lebaih mudah dicerna oleh pendengar.
Pidato harus disampaikan dengan singkat padat dan jelas, karena pidato dengan durasi yang panjang akan membuat pendengar menjadi bosan sehingga inti dari pidato tersebut mungkin hanya sedikit yang kan dipahami oleh pendengar.