Minggu, 06 November 2011

Bahasa Indonesia (Lisan) Ragam Pidato


A.    PENDAHULUAN
•   Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

•    Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1.    Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2.    Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3.    Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur.

•    Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1.    Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC.
2.    Pidato Pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3.    Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas.
4.    Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5.    Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6.    Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

•    Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1.    Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2.    Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3.    Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

•    Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1.    Wawasan pendengar pidato secara umum
2.    Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3.    Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4.    Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5.    Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

•    Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1.    Pembukaan dengan salam pembuka
2.    Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3.    Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4.    Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll).

B.     ISI
Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dalam 2 hal :
1.    Dalam penyajian lisan perlu deperhatikan garak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan pendengar, sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan.
2.    Dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapat diabaikan, ia harus mendengar seluruh uraian itu.

i.    Empat Metode Penyajian Oral :
a.    Metode Improptu (serta-merta) :  metode penyajian berdasarkan  kebutuhan sesaat. Kesanggupan penyajian lisan ini sangat berguna dalam keadaan darurat, tetapi kegunaannya terbatas pada kesematan yang tidak terduga itu saja.
b.    Metode Menghafal : Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetai ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
c.    Metode Naskah : Sifatnya masih agak kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar. Kekurangan metode ini dapat diperkecil dengan latihan yang intensif.
d.    Metode Ekstemporan ( tanpa persiapan naskah) : Metode ini merupakan jalan tengah, yakni uraian yang akan disajikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka pidato, kemudian kerangka itu dikembangkan / disajikan dalam pidato.

ii.    Persiapan Penyajian Lisan
Dalam garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lisan sama saja dengan menyiapkan komposisi tertulis. Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan dengan baik jauh sebelumnya.

Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
1.    Meneliti Masalah  :
a.    Menentukan maksud
b.    Menganalisa pendengar dengan situasi
c.    Memilih dan menyempitkan topic

2.    Menyusun Uraian :
a.    Mengumpulkan bahan
b.    membuat kerangka uraian
c.    Menguraikan secara mendetail

3.    Mengadakan Latihan:
a.    melatih dengan suara nyaring

iii.    Menentukan Maksud dan Topik
Setiap tulisan selalu menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi dari para pendengar atas topic dan tujuannya akan langsung dilihat dan dialami pada waktu itu juga.

Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan kedua topic dan tujuan berkaitan sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara memengaruhi pula pilihan atas suatu topic tertentu.

C.    PENUTUP
Pidato yang baik seharusnya disampaikan secara jelas dan tidak berbelit-belit, penggunaan bahasa yang sederhana akan lebaih mudah dicerna oleh pendengar.
Pidato harus disampaikan dengan singkat padat dan jelas, karena pidato dengan durasi yang panjang akan membuat pendengar menjadi bosan sehingga inti dari pidato tersebut mungkin hanya sedikit yang kan dipahami oleh pendengar.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar